Kisah Nabi Sulaiman A.S
Nabi Sulaiman AS adalah seorang nabi yang kehidupannya banyak diliputi oleh keajaiban-keajaiban. Dari mulai pengalaman mistisnya hingga kepemilikan kekayaan duniawinya begitu mencengangkan siapapun. Tentunya sebagai seorang nabi, itu semua adalah karena mukjizat yang datang dari Allah SWT semata untuk membuktikan kebenaran kenabiannya, yang memang kondisi pada jaman itu menghendaki seorang nabi memiliki keajaiban-kejaiban sedemikian. Berikut ini kisahnya ketika Nabi Sulaiman AS diajak oleh seorang Raja Jin untuk mengelilingi langit dan ‘alam jin.
Sejak kecil Nabi Sulaiman AS telah diperkenalkan kepada ‘alam-‘alam lain selain dari ‘alam ini (‘alam ghaib). Tersebutlah kisahnya ketika ibunda Nabi Sulaiman AS yang memiliki kenalan seorang raja jin yang bernama Thoyib, mengajukan suatu keinginan kepadanya: “Wahai Raja Thoyib (jin), mengapa anakku, Sulaiman, kau diamkan saja. Ajaklah ia berkeliling-keliling untuk bertamasya melihat-lihat ke pulau-pulau yang ghaib-ghaib, agar ia tahu ‘alam yang halus-halus di seluruh samudera dan di seluruh gunung yang penuh dengan keindahan dan penuh dengan keajaiban jika dilihat oleh mata manusia biasa!”.
Hal itu disebabkan karena Nabi Sulaiman AS, meskipun dia masih remaja, akan tetapi sudah diangkat menjadi seorang raja. Tamu-tamu banyak berdatangan ke istananya. Ibunya khawatir menyaksikan Nabi Sulaiman AS kecapaian menghadapi tamu-tamu yang datang silih berganti itu. Agar anaknya dapat melepaskan sejenak kejenuhan kesehariannya, maka sang ibunda meminta Raja Thoyib (raja jin) untuk bertamasya ke ‘alam jin dan ke langit (luar angkasa).
Raja Thoyib menjawab kepada ibunda Nabi Sulaiman AS: “Apa yang menjadi kehendak Sang Puteri akan saya laksanakan”. Raja Thoyib pun akan mengajak Nabi Sulaiman untuk bertamasya ke ‘alam jin dan ke langit (luar angkasa).
JIN!
Mulailah Nabi Sulaiman AS berangkat bersama Raja Thoyib ke ‘alam ghaib dengan menunggang kereta kuda singgasana yang besar yang terbuat dari kaca yang bening seperti gelas, bercahaya gemerlapan dari kilaunya komala yang indah. Bagian depannya dilapis emas yang bercahaya pula. Melesatlah kereta kencana Nabi Sulaiman AS bersama jin kenalan ibundanya, Raja Thoyib, ke angkasa. Apabila dilakukan oleh manusia biasa, perjalanan itu menghabiskan waktu 300 tahun perjalanan, namun oleh mereka hanya dalam sekejap saja.
Tempat yang pertama didatangi adalah hamparan samudera lautan yang biru bergantung di sebelah atas, terdapat pula gunung-gunungnya yang membiru. Nabi Sulaiman AS pun berucap syukur ke hadirat Allah SWT atas kebesaran ‘alam yang dilihatnya. Ada pula laut yang berwarna kuning, bergelombang, berombak; ada juga lautan seperti emas bercahaya. Nabi Sulaiman AS pun keheranan, serta bertanya kepada Raja Thoyib: “Paman Raja, laut apakah itu yang senantiasa bercahaya?”
Raja Thoyib menjawab:
“Itulah asal muasal segala kencana dari kencana yang telah diciptakan sebagai keraton Banujin tatkala itu. Dinamakan dengan Sayhub. Adapun yang senantiasa bergerak-gerak putih bercahaya gemilang itu disebut dengan Samudera Kisthi, ialah asal-mula perak. Tetapi emas dan perak yang ada di dunia bukanlah berasal dari sini. Mereka itu bukan dari bumi. la adalah emas dan perak milik setan Sunu atau anak setan yang sekarang berdiam di tempat itu.
Samudera jin itu kelihatan begitu bening. Cahayanya berkilauan dan mengeluarkan bau harum. Terletak dekat Samudera Bubur Kemenyan. Tempat yang lainnya lagi adalah “Telaga Kastu”, beningnya bagaikan beningnya kaca; wangi baunya semerbak di sekitarnya. Ada lagi Samudera Kembang di dekat tempat itu. Di dalam samudera ini merupakan tempat berkumpulnya kembang-kembangan dengan bunga-bunganya yang beraneka ragam, beserta kumbang-kumbangnya.
Tempat itu semua merupakan sarana atau tempat jin dan syaitan untuk mengambil bahan-bahan wewangian, dan apabila Tuhan berkehendak akan menyiramkan sari-sari bunga. Seperti hujan air mawar misalnya, airnya itu akan diambil dari sana, jadi merupakan persedian untuk hal itu.
Kemudian terlihat pula ada gunung-gunung ratna, gunung suwasa, gunung biduri, gunung angkik berhadapan dengan gunung belerang merah. Gunung kaca gemilang berkilap jernih. Itu adalah kaca cermin ketika terjadi, apabila terdapat bintang mendekatinya maka akan menjadi hancur. Apabila kelihatan dari dunia (‘alam manusia), benda itu akan memancar dan disebutnya dengan teja sulaksa.